Tepat
pukul lima sore, aku dan teman ku ergineo berangkat naik kereta api dari
stasiun bandung menuju jogja. kereta yang kami naik perlahan mulai berjalan meninggalkan
kota kembang. Perjalanan dari bandung ke jogja kira-kira memakan waktu delapan
jam lebih. Gile, bakalan berakar nih pantat duduk selama delapan jam, kata ku
dalam hati. Tapi gak apa – apa deh, yang pentin aku liburan.
Setengah
jam kereta berjalan dari bandung, aku sangat menikmati suasana perjalanan, begitu
juga dengan temanku dan beberapa penumpang lain nya. aku, ergineo, dan beberapa
penumpang nikmatin banget pemandangan sore di perjalanan. Sawah - sawah yang
terbentang luas, pancaran matahari sore
yang sangat indah membuat warna langit
memerah, sinaran matahari yang menembus sela – sela pohon padi membuat butiran
- butiran padi yang mulai menguning semakin indah di pandang mata. hembusan
angin dari kereta yang bejalan membuat
pohon- pohon padi bergoyang pelan seolah mengikuti irama suara kereta. Sekilas
aku melihat laki – laki setengah tua memikul cangkul dan menenteng golok
melangkah pelan di jalan setapak di tengah sawah sambil di ikuti anak nya yang
kira – kira berumur lima tahunan membawa semacam rerumputan di tangan nya.
seiring berjalan nya kereta, lukisan senja yang di sajikan alam sore itu
sedikit demi sedikit menghilang, langit yang tadinya merah kini berubah menjadi gelap,
karna sang raja siang perlahan kembali ke bilik peraduan nya.
Perjalanan
udah mulai ngebosenin, beberapa kali aku melirik jam yang melingkar di pergelangan
tanganku, Hemmmmsss, hela naps ku, masih lama banget kami nyampe di jogja, baru
emapat jam lebih kereta berjalan dan perjalanan udah ngebosenin gini. aku melirik
ke arah ergineo yang mulai terlelap tidur, hehe pikiran jahil pun terlintas di
otakku. Niat nya sih aku mau ngelukis
muka nya dia biar mirip badut ancol, tapi berhubung ga ada spidol, aku foto aja dia tidur dengan
mulut yang menganga dan aku uplod ke twitter. Ternyata foto ergi yang aku
upload bisa ngehibur juga, baru beberapa menit foto itu di upload, banyak
retweet dari temen – temen ku yang membahas foto ergi dan tentu aja foto itu
jadi bahan ejekan dan tertawaan di twitter, hehe. Tapi itu ga berlangsung lama,
sekitar setengah jam twitter ku kembali sepi lagi .
Asli
deh, aku gak bisa tidur banget selama di perjalanan, suara kereta nya berisik
banget. pantatku panas banget kelamaan duduk. Kalau kondisi lagi begini nih
jadi kangen sama kamar kos ku yang lebar nya Cuma sepuluh keramik, dan panjang
nya tiga belas keramik, isi nya juga ga terlalu mewah , Cuma ada kolam renang, lapangan
futsal, meja biliard, dan arena balap karung. Ahahaha #ngasal mode on. Berkali
– kali kereta yang aku tumpangi berhenti di setiap stasiun – stasiun di
beberapa daerah dan berkali –kali juga para pedagang asongan berebutan naik ke
kereta dan menawarkan dagangan –dagangan mereka, dan itu membuat perjalanan
semakin lama dan ngebetein. Dan ergi masih tidur dengan mulut menganga nya.
Setelah
berkali-kali aku berdiri dari tempat duduk karena pegel kelamaan duduk, mondar
mandir ke toilet Cuma buat megang air doang, dan ngejepret karet ke idung ergi,
sekitar jam dua lebih kereta yang aku tumpangi berhenti di stasiun tugu jogja, setelah
petugas kereta membuka pintu, aku, ergi, dan beberapa penumpang turun dari
kereta. Sebelum keluar dari stasiun, kami nyempetin untuk foto – foto dulu di
lorong stasiun, biasa buat ganti DP bbm, hehe. Beres foto –fotoan dan DP juga
udah ke ganti, tujuan pertama kami adalah isi perut. gile, selama di perjalanan
aku Cuma makan chiki dan minum air mineral aja, gimana rakyat Kampung tengah ku
ga demo minta nasi buat dia berkembang
biak?? Kami makan nasi goreng java di
luar stasiun tugu, rasa nasi goreeng yang kami makan ga jauh beda dengan rasa
nasi goreng yang ada di bandung, yang buat beda Cuma penjual nya aja. selesai
makan kami harus mengantar titipan temen ergi ke daerah condong catur. Ternyata,
condong catur jauh dari stasiun tugu, dan ga ada kendaraan umum malam – malam
gini. Kami terpaksa naik taxi buat nganterin titipan itu. setelah lumayan lama
naik taxi, kami udah sampai di alamat
yang kami tuju, tapi suasana rumah nya sepi banget, beberapa kali kami ngucapin
salam dan mengetok pagar rumah, ga ada satu orang pun yang keluar. Jadi kami
terpaksa titipan di teras rumah, ga mungkin kan dua cowok tampan dari bandung
nenteng – nenteng kandang hamster ke mana –mana, apa kata angelina jolie kalau ngeliat kami.
Di
sinilah Pertualanagn aku dan ergi di jogja di mulai, hamster dan kandang nya
udah kami tarok di tempat yang aman (menurut aku sih, xixixi). Tujuan aku dan
ergi skarang ke malioboro. “Subuh –subuh gini
naik apa yah ke sana?”, tanya ku ke ergi, sambil ketawa kecil dia
menjawab, “gak tau”. kami mutusin untuk berjalan kaki sambil nikmatin suasana
subuh di jogja (padahal aku dan ergi
sama - sama ga tau jalan). Sekitar 15 menitan berjalan, kami masuk ke salah satu mini market yang melek sampai
pagi alias buka 24 jam buat beli amunisi perjalanan, siapa tau ada penculik
atau pembunuh bayaran yang sengaja mau nyulik aku dan pengen minta tebusan uang
ke orang tua ku kan berabe, pasti jadi berita nomor wahit di setiap stasiun
televisi dan radio tanah air kalu aku di culik, hihi. setelah proses pemilihan
amunisi yang gak kalah ribet nya dengan pemilihan embee buat kurban, kami
setuju untuk membeli beberapa amunisi perjalanan yaitu: satu botol besar air
mineral, dan dua buah apel. (Padahal itu buat syarat perdamaian dengan penghuni
kampung tengah biar ga demo lagi,hehe). Pas
mau bayar, aku nanya ke kasir nya, “mas kalau mau ke malioboro ke arah mana dan
naik apa yah subuh – subuh gini?”, “ naik taxi aja mas, suka ada kok taxi yang
lewat jam segini”, jawab nya. “Makasih yah mas”, jawab ku sambil membayar minum
dan apel. “Ga asik ah naik taxi lagi”,
kata ku ke ergi setelah kami keluar dari mini market itu.
Aku
dan ergi mutusin untuk berjalan kaki lagi sampai semampu kami, lumayan kan buat
namabah pengalaman dan ngegedein betis biar kayak pemain bola internasional. lagi
asik berjalan sambil ketawa - ketawaan, ada becak gas (becak motor) berjalan
pelan di samping kami, nah ini nih kendaraan yang nganter kami ke malioboro
subuh – subuh begini. pak becak pak, teriak ku sambil melambaikan tangan
nyetopin becak. Becak pun berhenti tepat di depan kami. “Ke malioboro ya pak, berapa
pak?” tanya ergi, sedikit mikir bapak tukang becak yang udah setengah tua
nyebutin harga, “dua puluh lima ribu”, ”gak bisa kurang pak”, jawab ku lagi, si
bapak Cuma geleng –geleng kayak ayam abis di potong. “Ok deh pak,berangkat” , kata
ku sambil naik becak gas.
becak
yang kami naik mulai bergerak, dengan pelan si bapak mulai menarik gas nya seolah
tau kalau kami sedang nikmatin perjalanan subuh itu. Suara becak yang udah ga
merdu lagi, ditambah sesekali suara mobil dan motor yang sedikit ngebut
melintas di samping kami seakan berpadu menjadi sebuah alunan musik yang indah mengiringi
perjalanan. Lesehan – lesehan yang terbentang di sepanjang kiri kanan jalan
semakin memanjakan mata untuk terus melirik ke arah kiri kanan jalan. Sekilas
aku melihat beberapa orang pedagang koran yang mulai menumpukkan koran di atas
kendaraannya dan siap untuk di antar ke langganan saat fajar tiba nanti. gesekan
– gesekan sapu di aspal dari beberapa pekerja pembersih jalan menjadi bumbu
pelengkap suasana perjalanan subuh kami saat itu. Melihat beberapa pekerja
pemberish jalan, langsung terlintas di benak ku, “pernah ga sih terlintas di
dalam pikiran para pengguna jalan untuk sedikit saja membantu meringan kan
pekerjaan mereka?”, “ada ga pengguna jalan yang menghargai jasa mereka?”, “ga
sama sekali” hati kecil ku menjawab. masih banyak para pengguna jalan dengan
sengaja melempar sampah dari kaca mobil nya , membuang puntung rokok sesuka mereka,
bahakan ada yang dengan sengaja membuang bekas muntah di jalanan. Bagaimanakah
perasaan mereka para pembersih jalan saat membersihkan bekas muntah itu, ga terbayang
oleh pikiran dan hati ku.
Sekitar
tiga puluh menitan perjalanan, becak yang aku dan ergi naik berhenti tepat di
depan papan nama jalan “jl.malioboro”. kami segara turun dari becak. aku
merogoh saku celana, dan mengambil tiga lembar uang sepuluh ribuan dan memberi
nya ke bapak penarik becak gas itu. sambil ngucapin terima kasih, Si bapak mau
ngasih kembalian lima ribu, “ga usah pak jawab ku”, “saya yang berterimakasih
sama bapak udah nganterin ke sini”, kata ku ke bapak itu. Sambil senyum si
bapak menarik gas becak dan memutar arah becak nya. aku dan ergi merhatiin
becak itu sampai hilang di ujung tikungan.
Ternyata
subuh – subuh gini masih rame orang yang berkeliaran di sepanjang jalan
malioboro. terlihat oleh mata ku beberapa pedagang yang mulai menyiapin
dagangan nya untuk di jual pagi nanti, wisatawan – wisatawan dari dalam dan
luar negri yang asik berfoto –foto, sekelompok wisatawan asing yang sedang
duduk sambil tertawa, ada juga yang bermain gitar sambil bernyanyi ria bersama
teman –temannya, dan hangatnya udara
kota jogja yang bersahabat membuat suasana subuh semakin nyaman aku
rasakan.
Sebagai
newbie di dunia traveling, aku dan ergi ga mau dong ngelewatin suasana subuh
yang indah ini, belum tentu besok subuh kami bisa nikmatin suasana seperti ini
lagi di sini, karena ada beberapa tempat yang harus kami kunjungi. ergi
langsung mengeluarkan camera dari dalam tas yang di gendong nya untuk
mengabadikan momen ini. dan kami mulai berfoto senarsis - narsis nya, hehe. Paling pertama
tempat kami berfoto adalah di papan nama jalan “jl.malioboro”, bergantian kami
mulai menjepret camera, dan berulang kali juga kami harus melakukan gaya yang
sama saat berfoto karena pengaturan cahaya nya tidak pas. Setelah berfoto di
papan nama jalan malioboro, aku dan ergi berfoto lagi di tempat – tempat yang
menurut kami unik dan asik, kami berfoto di pohon yang sebagian batang nya di
lingkari dengan kain batik, dan di bawah nya di sinari lampu berwarna
kekuningan yang membuat warna kain batik seolah menyala di subuh itu. Kemudian
kami mulai berfoto di tengah jalan, karena saat itu Cuma sesekali mobil atau
motor yang melintas di jalan. Beberpa kali aku menjepret becak yang membawa penumpang
melintas di depan kami, memto becak yang berjejer rapi di pinggir jalan, dan
memotret papan nama toko yang ada tulisan seni dan batik nya, ga tau kenapa,
aku sangat suka dengan tulisan yang mengandung unsur seni dan batik.
Berbagai
gaya dan tempat udah kami abadikan di
dalam camera, badan ku mulai tersa capek, begitu juga dengan ergi. Adzan subuh mulai berkumandang, “cari penginapan yuk” ajak
ergi, “hayuk”, jawab ku. kami berjalan
dan mulai mencari penginapan. Coba tanya di sini yuk ajak ku ke ergi, kami
langsung masuk ke ruang loby hotel yang sederhana itu, dari luar udah nampak
penjaga hotel sedang duduk di loby.
“permisi, ada kamr kosong mas” tanya ku ke penjaga hotel, “ waduh mas, udah
penuh” jawab nya. “owh,terimakasih yah mas” jawab ku sambil keluar dari hotel.
Beberapa hotel kami tanya, semua nya penuh, dari hotel yang di pinggir jalan,
sampai hotel yang berada di dalam gang juga penuh. Ada sih satu hotel yang ada
kamar kosong nya, tapi harga nya gak sesuai dengan kantong aku dan ergi, mahal
menurut kami. Karna merasa lelah, kami mutusin untuk balik ke jalan utama
malioboro, di situ ada deretan kursi panjang yang kosong, kami istirahat
sejenak di situ. Karna merasa lelah, ngantuk, pegel – pegel aku berbaring di
kursi panjang itu, sementara ergi mulai ngejepret – jepret jalan lagi. Emang
dasar nya aku dan ergi orang nya iseng dan suka bercandaan,ergii memotret ku
yang lagi baring di kursi panjang, yang bikin aku sadar, dia moto deket banget
di depan muka ku, sampe pemandangan indah di dalam lubang idung aku aja
keliatan, jadi cahaya flas nya ke tangkep banget di mata yang lagi merem.
Spontan aku langsung membuka mata, “silan lu”, kata ku sambil ketawa, ergi Cuma
ngakak sambil ngeliatin hasil jepretan
nya itu. Asli, muka aku kucel banget, kalau di keruk mungkin daki –daki nya
bisa di jadiin ceres buat makan roti.
Sekarang
aku gak berbaring lagi di kursi panjang itu, aku dan ergi duduk bersandar di
kursi sambil cerita. “ kita ke masjid aja yuk” ajak ku ke ergi, sedikit mikir
ergi lansung menjawab “hah lukan setan, ga takut kebakar badan lo masuk masjid”
ejek ergi ke gue, “sialan lo lempok duren” jawab gue sambil ngejitak kepala
nya.”yuk deh”, dari pada kita geje di sini” jawab nya lagi. aku dan ergi
langsung berjalan ninggalin kursi panjang tadi, kebetulan waktu aku dan ergi
keliling nyari penginapan, kami ngelewatin masjid, jadi gak perlu repot buat
nanya ke orang di mana masjid. baru sebentar berjalan menuju masjid, ada bapak
– bapak dari arah samping kiri berjalan cepat ke arah kami. aku dan ergi jelas
kaget, tapi bingung mau ngapain, mau lari takut di kira artis lagi di uber para
fans nya, jadi kami tetep stay cool ala tukul aja deh berjalan lurus kedepan.
“mas, maass”, panggilnya pas udah deket
dengan kami, aku dan ergi berhenti dan “ mau nyari penginapan yah” sambung nya
lagi. “iyah pak, tapi penuh semua” jawab ergi. “ada kok kamar kosong mas, kalau
mas – mas mau saya anterin” sambung si bapak dengan logat medog jawa nya. aku
dan ergi saling pandang, “berapa ya pak harga perkamar nya satu hari?” tanya
ergi, “Cuma tujuh puluh ribu mas satu hari, tapi ya ga terlalu mewah kamar nya
dan bisa buat dua orang kok mas satu kamar nya” jawab bapak itu lagi. “Gimana
vin?” tanya ergi ke aku, “kami boleh liat dulu kan pak kamar nya”, tanya ku ke
si bapak itu, “owh boleh mas yuk saya antarin”.
aku dan ergi berjalan ngikutin si bapak ke
penginapan. Jarak penginapan dengan jalan utama malioboro gak terlalu jauh, Cuma
berbeda arah dengan arah masjid. “dari mana mas?” tanya si bapak memecahkan
kediaman di perjalanan, “dari bandung pak” jawab ergi, “nyampe jam berapa tadi
dari bandung” tanya nya lagi, “sekitar jam duaan lebih pak, tapi kita ke
condong catur dulu tadi pak nganter titipan temen” jawab ku, wah lumayan jauh
dong, naik apa dari condong catur kesini tadi malem, kan ga ada kendaraan umum”
tanya nya lagi, “tadi naik becak motor pak dari condong catur ke sini, sambil
nikmatin udara malam jogja pak” sambung ergi
sekitar
lima menitan berjalan kami tiba di depan penginapan nya. “monggo mas masuk kedalem”
ajak bapak itu. si bapak langsung nyamperin penjaga penginapan yang berada di
loby, ga terlalu lama dia ngobrol dengan penjaga penginapan, sibapak dan
penjaga penginapan nyamperin kami, “silahkan mas ke atas” ajak penjaga
penginapan itu. kami pun ngikutin penjaga naik tangga menuju kamar di ikutin
bapak yang nawarin penginapan berjalan di belakang kami, serasa raja di kawal
dua orang prajurit lagi berjalan hehe. Setelah sampai di depan pintu kamar,
penjaga membuka pintu kamar yang terkunci, “silahkan mas dilihat dulu kamar
nya” kata penjaga kepada kami. aku dan ergi masuk untuk melihat isi kamar tersebut.
Penginapan nya sederhana, fasilitas nya juga ga terlalu mewah, kamar nya ga
pake AC, Cuma ada kipas angin yang nempel di langit –langit kamar, satu buah
tempat tidur lumayan besar cukup untuk dua orang, dan ada kamar mandi nya di
dalem. aku dan ergi sepakat untung
menginap di sini. “Yaudah pak, kami nginep
di sini” ujar ergi ke penjaga penginapan, “owh iya mas, sehari nya tujuh puluh
ribu” sambung bapak penjaga itu, aku dan ergi ngeluarin dompet, kami patungan
buat bayar kamar, ergi ngasih selembar uang lima puluh ribuan ke aku, dan aku
ngeluarin satu lembar uang dua puluh ribu dan satu lembar uang sepuluh ribu.
Setelah bayar uang kamar dan ngasih tips ke bapak yang nganter kami, kedua
bapak – bapak itu berpamitan, “selamat istirahat ya mas “kata bapak penjaga” ,
owh iya pak,terimakasih pak jawab aku ke kedua bapak tersebut.
Kedua
bapak tadi udah pergi dari kamar tempat kami menginap, dan apakah yang
dilakukan dua cowo ganteng di dalam kamar??. Ssttttt jangan ngeres, kami berdua
memang ga langsung tidur tapi kami berebutan cas handphone. Hp kami mati total
dan charger Cuma satu aku yang bawa. “gue dulu dong, gue mau nelfon selena
gomez nih, mau neraktir dia makan nasi kucing ntar malem” kata ergi sambil
ngerebut charger di tangan aku, “selena gomez idung lu keinjek gajah” cetus ku
sambil ngerebut balik charger. “Yaudah kita gambreng aja gimana, yang menang
ngecas duluan, oke”, kata ergi ke aku, “oke sapa takut”. “hompimpa alaihum
gammmmmbbrreeennnggg”. Cuma sekali gambreng aku langsung kalah dong, ergi dengen muka paling nyebelin nya sambil
tertawa langsung ngomong “ sorry mr.gavin ” ,“sialan lo kerupuk warteg” jawab gue kesel. Ergi langsung
nyolokin casan, aku langsung ke kamar mandi udah kebelet. Beres buang hajat aku
langsung tidur, sebelum tidur aku pesen ke ergi “alaram jam 10 ye jangan lupa ”.
ergi Cuma mengangguk dan senyum.
Irama
musik power ranger berkali – kali bunyi di meja sebelah tempat tidur, aku mulai
sadar tapi nyawa ku belum full terkumpul buat bangkit dari tempat tidur “apaan
sih brisik banget ni” setengah sadar aku ngomong dalam hati, dan suara musik
power ranger nya semakin lama semakin keras, dengan keadaan yang masih ngantuk,
mata masih sepet aku mulai bangun dan sedikit – sedikit membuka mata mencari
sumber bunyi, ternyata sumber bunyi nya dari hp ergineo, aku langsung menggapai
hp yang ada di meja, rupanya itu nada alaram yang udah di seting ergi di hp
nya. di hp ergineo udah pukul sepuleh lebih empat menit, sementara di sebelah
aku ergi masih nyenyak tidur dan sesekali ngorok, bunyi ngoroknya kayak bunyi
suara kucing keselek tulang ayam, lucu banget aku jadi ketawa –ketawa sendiri
ngedengar nya, langsung aja aku rekam suara ngorok itu di hp nya dia dan aku
set jadin ringtone telfon masuk.
Dua
kali aku udah ngebangunin ergi tapi dia ga bangun malah suara ngorok nya
semakin cempreng. “ni anak kebo banget sih ga bangun – bangun” kata ku. sekali
lagi aku bangunin dan menggoyang –goyangkan badan nya, tapi tetep aja ga bangun.
Mulai kesel nih aku, gimana cara ngebangunin dia, aku pencet aja idungnya yang
lagi ngorok, dan bner kan ga lama di pencet idungnya dia mulai bangun, mungkin
ngerasa ngorok nya ga lepas dan ada yang ngeganjel di idung jadi dia bangun.
aku langsung cekikikan pas dia bangun. “bangun dong lo udah jam sepuluh lebih, laper
gue nih” kata ku pas dia mulai buka mata. “sialan lo mbee gangguin gue tidur aja”,
kata dia sambil ngucek – ngucek mata. “Abisan lo ga bangun – bangun ya gue
pencet aja idung lo, enak kan”, kata gue sambil ketawa. “iye enak”, tunggu
pembalasan saya kisanah”, gerutu ergi. “madi duluan gih lo mbee” suruh ergi ke
gue, “iyeee” jawab gue sambil ngecas hp yang udah ga ada nyawanya sama sekali.
“Minjem sabun lo dong perlatan mandi gue ketinggaln nih”, kata ku ke ergi
setelah ngebongkar tas , “noh di tas ambil lah” jawab ergi. “lo juga ga bawa
sabun, Cuma ada sikat gigi, odol sama pembersih muka doang”, sambung ku ke ergi
setelah ngebongkar isi tas nya. “ah masa sih” jawab ergi, “noh emak gue lagi
masa pete di rumah” jawab ku asal “itu masak, dodol” jawab ergi kesel.gue Cuma
cekikikan aja. Akhirnya kami berdua ga mandi Cuma cuci muka aja, ergi sih sikat
gigi, kalau aku Cuma sikat gigi pake jari yang di kasih odol aja.
“emang
dari sono nya kita udah ganteng, jadi mau ga mandi juga tetep aja ganteng”,
kata ergi ke aku sambil berjalan ke mini market. “gigi gue udah kinclong kan”,
tanya ku ke ergi sambil ngebuka mulut nunjukin gigi. “iye kinclong kayak gigi
kuda”, jawab nya ngejek. Sampai di mini,
markt aku dan ergi langsung membeli sabun dan beberapa peralatan lain untuk
mandi. Setelah itu kami makan nasi meong (nasi kucing), sambel teri pedes,
gorengan, dan ceker ayam, minum nya tetep es teh manis. Setelah makan kami
balik lagi ke penginapan. Sekitar satu jam lebih, dua cowok ganteng yang tadi
nya gak mandi sekarang udah wangi plus makin ganteng dan udah siap keliling
kota jogja.
aku
dan ergi chack out dari penginapan sekitar jam duabelasan. Setelah keluar dari
penginapan kami ngider dulu di toko –
toko yang berjejeran di sepanjang jl.malioboro. kami masuk di salah satu toko
yang berjualan beraneka ragam kerajinan tangan dan membeli beberapa gelang
untuk menambah koleksi di tangan kami. Di dalam toko aku banyak melihat karya –
karya seniman dalam bentuk lukisan yang terpajang di dinding – dinding toko dan
yang tak terpajang di dinding di pajang di bagian bawah. aku mendekati sebuah
lukisan abstrak yang tak terpajang di dinding toko, aku perhatikan coretan berwarna terang yang mendominasi isi lukisan
dan ada satu garis berwarna hitam
melintang miring di antara warna –warna terang itu. sesaat aku mikir, apa arti
lukisan ini, mungkin aja ini suasana hati si pelukis saat membuat lukisan ini,
atau pun suasana alam yang pelukis lihat ketika iya melukis lukisan ini.
keliatan nya sih berantakan, tapi aku tertarik banget dengan lukisan itu,
kemudian aku melihat label harga yang berada di bagian belakang bingkai lukisan
itu, walah, harga nya ga sesuai banget sama isi kantong ku saat ini, sekali
lagi aku melihat ke label harga itu untuk memastikan kalu mata ku ga salah
melihat angka yang tertulis di label itu dan berharap ada diskon tujuh puluh
persen tertulis di samping harga nya, ternyata mata aku masih normal ga salah
liat dan tulisan diskon pun ga ada di label itu. karna udah terlanjur kepengen,
diem – diem aku foto aja lukisan itu dengan camera hp, lumayan lah ga dapat lukisan
foto nyapun jadi, kata ku dalam hati.
Setelah
sedikit melanggar peraturan toko yang ga boleh moto lukisan, aku langsung ke
kasir membayar tiga buah gelang yang udah aku pegang, dan ergineo ga keliatan
batang idung nya, jadi aku nungguin dia di luar toko aja. Saat melangkah keluar
toko, aku mikir, kayak nya tindakan aku tadi bukan tindakan kriminal atau
ngelanggar peraturan deh, kan di tembok yang nempel cuma gambar Camera SLR dan
Camera Digital doang yang di pagerin ekh di beri tanda silang, jadi camera hp
aku boleh moto dong hihi. “Jadi, tadi aku ga melanggar peraturan yang bisa membuat
toko itu bangkrut dong”, kata ku girang dalam hati sambil senyum – senyum
berjalan ke luar. Sampai di luar ternyata ergi udah ada di depan toko, tapi dia
ga sendirian, dia lagi asik nobrol sama mas – mas yang kemudian gue tau
identitas nya adalah tukang becak yang siap nemanin kami keliling siang ini.
Kami
memulai perjalanan siang ini dari depan toko tempat aku beli gelang, karna lagi
musim liburan, suasana malioboro siang itu macet dan becak yang kami tumpangi
berjalan seperti siput. Ergi mulai menjepret kendaraan yang berada di depan
kami, mulai dari sepeda, andong, becak, mobil, motor, sampai kutu yang lagi nungging
di kepala aku juga di jepret ergi, “gantian gue yang moto dong” kata ku ke
ergi. aku memang kurang ahli soal jepret menjepret, tapi sedikit – sedikit mah
bisa lah. aku ga moto kendaraan yang ada di depan kami, aku asik ngejepret cewe
– cewe bule yang ada di samping kami, siang itu emang lumauyan banyak cewe bule berkeliaran, sexy – sexy pula jadi
kamera yang aku pegang terus aja ku arahkan ke cewe – cewe bule itu, yah secara
kan aku keturunan bule juga, tapi aku bule negro, xixi. Jalanan yang tadi nya
macet kini udah mulai mulus semulus artis korea lagi panuan, tapi perjalanan
kami tak semulus itu, tepat didepan monumen pertahanan terdengar suara ledakan
yang membuat kami kaget dan melompat turun dari becak, “apaan tuh” tanya aku ke
ergi. kami ketawa ngakak setelah tau yang meledak adalah ban becak yang kami
naikin. Yang bikin aku heran knapa bisa meledak ya, badan aku dan ergi sama –
sama cungkring, badan mas tukang becak juga ga gede – gede banget. “ banyak
dosa sih lo maka nya ban becak nya meledak” kata ergi ke gue. “enak aja, dari
dalam perut sampe skarang kan gue masih suci “ jawab gue asal sambil ketawa.
Sambil
nunggu ban becak di tambal, aku dan ergi kembali berfoto – foto di depan
monumen pertahanan. Kalau soal bergaya saat di foto aku sih jagoan nya, dulu
masih jaman taman kanak – kanak (TK) aku sempet di daftarin nyokap kursus
model. Soal nya nyokap ku pengen banget aku jadi topmodel sejagat raya kayak
mike tyson, dan setiap perlombaan model anak – anak alhamdulilah aku Cuma
sekali juara, itu juga juri nya tetangga sebelah rumah di sogok dua klio mangga
sama nyokap. Semua gaya yang aku pelajarin waktu ikut kursus model udah di
peragain, mulai dari gaya lumba – lumba lompat di vido clip bondan prakoso,
gaya cut pat kay lagi ngupil di film sun go kong, sampai gaya sharukhan lagi
jualan es jeruk juga aku peragain. “yuk mas jalan lagi” sapa mas penarik becak
saat menghampiri kami yang sedang asik bergaya sambil berfoto, “udah selesai
yah mas tambal ban nya”tanya ergi, “sudah” jawab nya.
Becak
yang nganter kami keliling siang ini mulai jalan lagi, tepat di sebarang depan
jalan monumen pertahanan kami memoto gedung yang di bangun pada saat jaman
belanda, dan sekarang gedung itu jadi gedung bank BII, setelah beberapa kali
menjepret kamera di gedung itu, mas tukang becak memebawa kami ke pusat toko
batik di jalan ahmad yani. sebagai anak yang berbakti sama orang tua, aku
membelikan sepasang baju batik buat mama dan papa. harga batik di toko ini ga
terlalu mahal dan ga terlalu murah juga, untung nya aku punya sedikit ilmu
turanan dari nyokap soal tawar menawar, jadi harga baju batik yang aku beli
sedikit miring kayak menara piza dari harga biasa nya #kata mba-mba yang jaga
nya sih.
Dari toko batik aku dan ergi di bawa ke istana air yang kini lebih di
kenal sebagai istana taman sari di jl.taman sari, aku dan ergi berfoto dulu di
gapura istana yang bangunan nya khas banget
dengan gaya asli jawa dan tembok – tembok bagian atas gapura terukir indah
sulur – sulur tanaman, burung, ekor dan sayap burung garuda. setelah berfoto di gapura istana air, aku dan
ergi menuju ke dalam istana air yang saat itu rame banget pengunjung dari dalam
dan luar negri. Di dalem istana aku melihat sebuah kolam yang udah ga ada air
nya dan di samping – samping kolam di kelilingi pot – pot besar yang di tanami
bermacam – macam pohon yang di bonsai.
BERSAMBUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar