Berjalan, bercerita, berbagi
pengalaman, makan bersama di alas plastik hitam panjang semakin menjalin tali
persaudaraan. Duduk bersila mengelilingi api unggun, bercerita sambil berguarau
senda membuat suasana hangat di tengah dingin nya alam gunung papandayan. Di iringi hangat nya
kopi hitam yang sesaat menjadi sejuk di timpa embun yang menyelimuti malam itu.
Perjalanan berkasan untuk saya pribadi bersama delapan teman saat mendaki gunung papandayan yang terletak
di kabupaten garut kecamatan cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter
dari permukaan laut ini memberi pelajaran berharga untuk saya apa itu arti
kebersamaan.
Sekitar pukul 14.00. saya dan
teman-teman sudah berkumpul di masjid agung cisurupan, kabupaten garut. Setelah
sholat dan istirahat sejenak, kami memulai perjalanan menuju puncak gunung
papandayan. Dari masjid agung cisurupan kami menaiki kendaraan kol buntung
untuk mengantar kami ke pos pendakian gunung papandayan, dengan biaya 20 ribu
per orang. Kondisi jalan yang berliku dan berlubang semakin membuat suasana
perjalanan menuju pos pendakian semakin seru, ditambah elok nya pemandangan
hutan bekas terbakar di sisi kanan
jalan. Kurang lebih setengah jam perjalanan, kami tiba di parkiran pos
pendakian di sambut udara yang dingin dan bau berelang yang sangat menyengat.
Setelah sampai dan menurunkan
semua barang bawaan, salah seorang teman saya menuju ke pos pendakian untuk
mengurus perizinan mendaki. Biaya tiket masuk untuk mendaki gunung papandayan
Rp 2000/ orang. Untuk para pendaki atau pun wisatawan yang ingin menikmati alam
gunung papandayan bisa membawa kendaraan pribadi dan dititipkan di parkiran pos
pendakian. setelah urusan perizinan selesai, kami berkumpul terlebih dahulu
untuk berdoa sebelum melangkahkan kaki menuju puncak gunung papandayan.
Track menuju puncak gunung
papandayan boleh di katakan landai, tetapi harus extra hati-hati juga, karna
sepanjang jalur track nya berbatu membuat track nya licin. Selain itu banyak
juga bonus mendaki nya dan lumayan membuat kaki pegel dan napas ngos-ngosan. tapi,
semua itu tak akan tersa karena sepanjang jalur track pendakian kita di suguhin
pemandangan yang sangat indah. Mulai dari bukit2 berbatu, asap kawah yg keluar
dari dalam tanah, jalan setapak yang di sebelah
nya tebing, serta pohon yang
tumbuh di kiri kanan jalan tertata rapi di sepanjang jalur perjalanan yang
membuat udara perjalanan adem. Di sarankan juga menggunakan masker saat kita
melakukan tracking ke gunung papandayan, karna bau berelang nya sangat menyengat
dan sangat terasa asam di mulut.
sangking menikmati perjalanan
dengan pemandangan yang memanjakan mata, sekitar pukul 17.25 saya dan temen-temen sampai di pondok
selada. Pondok selada merupakan tempat para pendaki mendirikan tenda. Lokasi pondok selada sangat
luas dengan pemandangan hijau yang sangat indah. Ketika kami sampai, sudah
banyak pendaki yang mendirikan tenda di situ. kami pun mendirikan tenda di
antara tenda para pendaki lain. Karna laki-laki di group saya hanya tiga orang.
Maka kami bagi tugas. Dua teman saya bertugas mendirikan tenda, dan saya
mencari kayu api untuk membuat api unggun.
Saya dan beberapa teman perempuan menuju hutan mati untuk mencari kayu
api. Saat perjalanan menuju hutan mati, saya dan temen saya menegur pendaki
asal jakarta yang kelakuan nya kurang menghargai alam. mereka memotong pohon
kayu yang masih tumbuh untuk di jadikan kayu api. Saya menegur mereka dan
mengajak mereka ke hutan mati sama-sama kalau ingin mencari kayu bakar. Jangan merusak
yang masih hidup.
Tenda sudah berdiri, api unggun
sudah menyala, prasmanan di gunung pun sudah siap untuk di santap. Dengan menu
utama rendang tempe di padu sayur tahu bejek ala kang tom + sambel ulekan yang
pedas nya mantap membuat selera makan semakin bertambah. Saya dan teman –teman sangat
menikmati saat menyantap hidangan yang sudah terhidang memanjang di
tengah-tengah kami. Apa pun makanan nya, kalau kita memakan nya di atas gunung
dan di sajikan ala prasmanan Setelah makan dan membereskan semua nya, kami
duduk mengelilingi
sekedar menghangatkan badan, kamipun mulai bercerita, bergurau senda dan berbagi pengalaman satu dengan lain nya. tak lupa kopi dan cemilan juga mengiringi obrolan kami malam itu. sekitar pukul 23.00 kami pun mulai masuk tenda untuk beristirahat, karena besok pagi setelah sholat subuh kami menuju tegalalun.gunung dan di makan bersama-sama , semua akan terasa nikmat. Klah deh rasa masakan –masakan mewah yang tersaji di restoran-restoran mahal, hehe.
Mentari mulai menunjukan diri. Pancaran
nya menyusup sela-Tapi
semua itu terbayar saat saya dan teman teman menginjakan kaki di tegal alun. Tatapan
mata
sela pepohonan di antara tenda, dan kami telah bersiap untuk
melakukan pendakian ke tegal alun. Dari pondok selada , untuk ke tegal alun
kita harus melewati hutan mati dan tanjakan mamang. Tanjakan mamang kembali
menguji pernapasan saya saat mendaki.saya langsung terpana saat melihat luas nya padang edelwis. Bunga yang melambangkan keabadian ini tumbuh sangat banyak dan indah sekali.
Kalau di ibaratkan ruangan seluruh isi ruangan di tegal alun di penuhi olehtanaman abadi ini. bukan hanya itu, di samping kiri dan kanan juga kita dapat melihat bukit - bukit yang di tumbuhin perpohonan hijau yangsangat rindang dan menyegarkan mata. Di tambah warna langit yang biru seakan menjadi kolaborasi sajian alam terbaik di gunung papandayan. Ini lah surga nya gunung papandayan yang membuat kita kangen ingin datang lagi. Di surga nya gunung papandayan kami
menghabiskan waktu cukup lama. Selain menikmati pemandangan alam sekitar,mengeabadikan momen indah, kami juga sarapan di sini. cemilan dan kopi pun menemani kami bercerita di anara indah nya bunga abadi yang tumbuh di sekitaran kami.
Setelah puas menikmati sajian
alam di surganya gunung papandayan,saya dan teman-teman kembali ketenda dan
berkemas dan mem packing ulang barang-barang bawaan. Setelah semua nya selesai kami menuju
track pulang. Tapi sebelum itu kami berhenti untuk menikmati suasana alam di
hutan mati. Dimana pohon-pohon bekas kebakaran hutan masih berdiri kokoh di
atas tanah putih. tak hanya itu, di hutan mati kita juga dapat melihat kawah
gunung papandayan yang tak henti-henti mengeluarkan asap dan bau berelang juga
sangat menyengat. Terdapat juga bukit-bukit kecil yang di
tumbuhi
sedikit-sedikit pohon di atas nya. tak puas rasa nya menikmati keindahan alam yang disajikan unung
papandayan. Tapi waktu juga yang tak berpihak. Saya dan teman – teman harus
kembali ke peradaban semula. Dan kami pun berjalan pulang dengan kepuasan yang
taktertara. Track turun gunung papandayan menurut saya lumayan exstream. Jalanan
menurun yang lumayan terjal di tambah batu-batuan kecil yang membuat kondisi
track menjadi licin, membuat saya dan teman-teman harus kembali exstra
berhati-hati lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar