Jumat, 20 September 2013

PUSAKA BANDUNG YANG TAK ADA HABIS NYA “PART ONE”

Pernah terbayang kah oleh kita gimana rasa nya hidup di zaman dulu kala, di saat marak nya penjajahan, penahanan, perbudakan, serta sulit nya kebebasan yang di dapat oleh rakyat indonesia di kala itu?, Pasti ga kebayang oleh kita, karna saat ini kita hidup di zaman yang sudah merdeka, sudah bebas mengirup udara segar tanpa ada nya penjajahan. Banyak banget loh peninggalan pada jaman dulu kala yang dapat kita jumpai di seluruh indonesia,  khusus nya di daerah bandung. Salah satu peninggalan bersejarah pada saat zaman penjajahan adalah curug omas (maribaya) gua jepang dan gua belanda.
Sebelum nya saya sudah pernah datang ke gua jepang dan gua belanda, pada saat itu saya datang bersama teman-teman untuk melepas kepenatan, keletihan, dan kejenuhan oleh menumpuk nya tugas kuliah dan padat nya waktu kuliah. Tapi kali ini saya datang lagi kesini sendirian untuk berjelajah mencari pusaka yang di tinggalkan oleh para penjajah dan masyarakat indonesia yang hidup di zaman itu.
Saat itu cuaca bandung sedang panas-panas nya, sang raja siang seoalh murka hendak menunjukan kemarahan nya. sekitar pukul 13.00 saya berangakt dari kostan menuju maribaya. Ada dua akses jalan untuk menuju ke maribaya , yaitu dari arah lembang dan dari arah dago pakar. saat di perjalanan menuju maribaya, saya berhenti di lawang wangi. Lawang wangi merupakan gedung  pameran seni rupa yang berada di Jl.dago giri no 99. Di lawang wangi saya bertemu pak dede (warga setempat yang bekerja di lawang wangi), gedung ini di bangun pada tahun 2009, dan sampai saat ini gedung ini di jadikan tempat pameran lukisan dan patung . menurut pak dede banyak wisatawan yang berkunjung ke sini Untuk melihat lukisan dan patung karya seniman hebat. tidak perlu mengeluarkan biaya (gratis) untuk dapat menikmati lukisan dan patung-patung yang terukir dari tangan-tangan seniman tanah air. Bukan itu saja , dari lantai tiga ( lantai paling atas), kita dapat menikmati pemandangan alam yang  indah, gunung-guung yang hijau, serta dapat berduduk santai memesan makanan dan minuman yang ada ( lantai paling atas gedung lawang wangi adalah cafe).
Setelah melihat-lihat lukisan dan patung, serta pemandangan hijau dari lantai atas gedung lawang wangi, saya berpamitan dengan pak dede. Perjalanan saya lanjutkan menuju maribaya.  Kuarang lebih 15 menit perjalanan dari lawang wangi saya sudah sampai di depan pintu masuk maribaya dari arah lembang.  Saya langsung menuju loket pembelian tiket, harga tiket per orang nya Rp10.000, tiket untuk membawa sepeda motor Rp 5000, serta uang asuransi kecelakaan Rp500. Setelah beres urusan tiket, saya langsung menuju air terjun curug omas. Menurut keterangan, tidak ada informasi mengenai asal usul nama dari curug omas ini, sedangkan dalam bahasa sunda sendiri omas biasa di gunakan untuk sebutan jumlah yang lebih banyak. Curug omas ini sendiri terbentuk dari aliran aliran lava basalt yang membeku dan mempunyai ketnggian kurang lebih 30 M.  Selain curug omas, objek wisata maribaya juga sangat asri dengan di tumbuhi pohon – pohon pinus yang hijau, udara sejuk, dan terdapat
beberapa permainan anak-anak seperti plosotan. Area wisata maribaya juga cocok untuk kelurga yang ingin berpiknik menghabiskan  waktu akhir pekan. Bahakan dari  pembatas antara jalan dan jurang kita dapat melihat monyet-monyet liar bersantai dan bergelantungan di situ.


Irama deras air yang mengalir, pemandangan hutan dan pohon pinus yang hijau, udara yang sejuk, serta tontonan alami dari monyet-monyet yang bergelantungan membuat hati saya tentram dan ingin berlama-lama di sini. waktu sudah menunjukan pukul 03.00, saya kembali melakukan perjalanan ke tujuan berikut nya yaitu gua belanda dan jepang. Untuk sampai ke gua belanda dan jepang saya harus melalui jalan setapak yang sedang di perbaiki dan meminta tolong penjaga parkir mengangkat sepeda motor saya, karna harus melewati beberapa anak tangga. Kurang lebih 20 menit perjalanan, saya sampai di depan pintu gua belanda.


Gua Belanda di bangun pada tahun  1918 pada saat penjajahan belanda . gua belanda memiliki 15 lorong dan memiliki 2 pintu masuk, dan luas gua ini kurang lebih 547 M. Di dalam gua kita dapat melihat beberapa ruangan seperti ruang peristirahatan para tentara belanda, ruang introgasi , dan penjara. Di bagian atap gua kita dapat melihat seperti beks instalasi penerangan untuk mempermudah para tentara belanda melakukan aktifitas di dalam gua. Di lantai gua kita juga dapat melihat semacam rel troli untuk mengangkut peralatan para tentara. sedangkan di bagaian dinding gua terlihat semen yang menandakan gua ini telah di renovasi. Selain untuk kegiatan militer, gua ini juga di gunakan untuk stasiun radio telekomunikasi  tentara belanda. Saat ini tidak ada penerangan di dalam gua, apabila ingin berkeliling di dalam gua, kita dapat menyewa senter yang di sediakan para guide, biaya sewa enter Rp3000, atau kita boleh membawa senter dari rumah.
Gua jepang di bangun pada tahun 1942-1945. Gua ini di bangun untuk memenuhi keperluan perang gerilya. gua yang masih asli belum di renovasi ini memiliki luas kuarang lebih 350m. Gua ini memiliki 4 pintu dan 7 lorong. Dulu nya gua ini di jadikan tempat peristirahatan para tentara jepang, tempat penyimpanan logistik, tempat penembakan, dan tempat pertemuan. Di dalam gua jepang juga terdapat beberapa pentilasi yang berfungsi untuk melakukan pengintaian musuh pada masa itu. tebal nya batu sebagai bahan utama dinding gua menjadi penghalang cahaya matahari untuk bisa menembus ke seluruh ruangan gua. Akibat tidak ada nya cahaya matahari menjadikan gua ini lembab dan sejuk. Saat berjalan memasuki ruangan gua yang gelap, Terbayang oleh saya betapa menderita nya rakyat indonesia yang di perkerjakan tentara jepang secara paksa (Romusa) pada saat membangun gua ini.  dinding dan lantai gua seakan menajdi saksi bisu rintihan dan jerit kesakitan rakyat indonesia yang di siksa pada saat membangun gua jepang.
Matahari pun sudah mulai lelah bersinar, sang raja siang ingin segera kembali ke bilik peraduan nya. pencarian pusaka di bandung untuk hari ini saya akhiri di gua jepang. Sampai bertemu di  edisi pusaka bandung selanjut nya. salam ransel  buat semua pembaca.  ^_^ 

1 komentar:

  1. Foto yg paling atas sama air terjunnya keren bang (y)

    BalasHapus

© Muhammad Rayzam